Senin, 02 April 2012

MAHALNYA NILAI KEJUJURAN GURU
Oleh : Sukamto, S.Pd. *)


Keinginan negara Indonesia supaya bisa mengejar ketertinggalannya dengan negara-negara maju di dunia pendidikan dibuatlah oleh pemerintah Indonesia suatu sistim penilaian pendidikan yang kita kenal dengan Ujian Nasional. Sudah kesekian kalinya model penilaian Ujian Nasional berubah-ubah karena masih adanya kelemahan-kelemahan, diantaranya mematikan kreativitas siswa, meremehkan mata pelajaran lain di luar mata pelajaran Ujian Nasional, mematikan kelangsungan hidup sekolah, dan timbulnya ketidakjujuran.

Tujuan pendidikan yang baik, sistim pendidikan yang baik, jika pelaku pendidikan tidak baik akan menghasilkan kualitas peserta didik yang rendah. Seperti terjadinya kebocoran naskah soal Ujian Nasional, joki mengerjakan soal Ujian Nasional, bantuan mengerjakan ujian Nasional oleh oknum guru, rekayasa nilai rapor, hal inilah yang menyebabkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih rendah.

Dampak dari kebiasaan ketidakjujuran mulai dari peserta didik, pendidik, pimpinan sekolah menimbulkan masalah-masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, terjadinya korupsi dimana-mana, kriminalitas, dan moralitas generasi muda yang semakin merosot. Hal ini jika tidak diperbaiki mulai saat ini akan mempersulit negara Indonesia keluar dari permasalahan hukum, ekonomi, dan teknologi, politik, sosial dan budaya.

Kualitas sumber daya manusia itu bisa baik ditentukan oleh para pengambil kebijakan di bidang pendidikan, sistim pendidikan, guru, peserta didik, dan stakeholder. Sehubungan dengan itu unsur-unsur di atas yang harus segera dibenahi sedikit demi sedikit. Dan tidak kalah pentingnya koordinasi, semangat, kesadaran, dan punya niat untuk memperbaiki diri dari pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan.

Para pengambil kebijakan di bidang pendidikan dalam menyusun model pembelajaran, kurikulum, dan penilaian siswa supaya berdasar pengalaman, pengembangan dan penyerapan model pendidikan dari negara-negara maju yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Para guru mengutamakan kejujuran, keterbukaan, keadilan, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Peserta didik gemar membaca, jujur, rajin, disiplin, dan kerja keras. Stakeholder memberikan dukungan dan bantuan pada kegiatan pendidikan.

Selama ini masih terjadi ketidakjujuran, kurang keterbukaan, dan belum adilnya guru dalam menjalankan tugasnya. Ada sebagian guru belum berani menyampaikan kelemahannya pada guru lain, ada guru yang tidak mengoreksi tugas-tugas yang diberikan pada siswanya. Padahal hal tersebut merupakan bentuk-bentuk membiasakan perilaku kejujuran guru kepada atasan, orangtua/wali siswa, dan peserta didiknya.

Jujur berarti mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya. Biasanya seorang guru untuk memberanikan diri mengatakan sesuai kenyataan kurang adanya keberanian. Maka bisa dikatakan bahwa nilai kejujuran itu amatlah mahal sekali, mudah diucapkan tapi sulit dilakukan/diucapkan. Dan untuk berbuat jujur perlu pengorbanan seperti menanggung rasa malu.

Dalam dunia bisnis kejujuran yang harus diutamakan untuk menjaga kepercayaan pada pelanggan dan konsumen untuk meningkatkan keuntungan. Banyak perusahaan besar berani menginformasikan kecacatan produknya lewat media masa dengan biaya yang tinggi, memberikan ganti rugi pada pelanggan dan konsumen bila terjadi cacat produk barang yang sudah dijual, serta melakukan product recall ( menarik kembali produk yang sudah dipasarkan) untuk diganti rugi. Hal seperti inilah yang harus ditiru oleh guru, pengelola sekolah yaitu keberanian mengakui kekurangannya dan keterbukaan pada masyarakat.

Kemajuan di bidang pendidikan bisa terwujud salah satunya adalah sikap jujur, dan sikap jujur akan terbentuk dan menjadi budaya dilingkungan guru dan pengelola sekolah melalui hal-hal tersebut di bawah ini:
1.    Meningkatkan ketaqwaan terhadap Allah SWT.
2.    Membiasakan perilaku disiplin guru
3.    Bersedia menerima saran dan kritik
4.    Adanya keterbukaan dalam menjalankan tugas
5.    Mengevaluasi kekurangan dan kelebihan diri
6.    Pengorbanan dalam bentuk berani menanggung malu
7.    Penilaian yang obyektif dan menyampaikan hasil penilaian pada siswa.

Untuk lebih jelasnya hal-hal tersebut di atas akan saya bahas satu persatu bagaimana cara untuk menanamkan sikap jujur guru dalam menjalankan tugas proses belajar mengajar sebagai berikut.

Masih ada sebagian sekolah yang kurang perhatian terhadap peningkatan kesadaran beragama pada guru dan peserta didik. Guru masih terfokus pada pemenuhan penyelesain tugas mengajarnya dan siswa masih melulu mempelajari materi pelajaran wajib saja. Agar ketaqwaan guru dan siswa semakin meningkat perlu dilaksanakan pengajian rutin bagi guru-guru dan bagi siswa.

Memulai dan mengakhiri proses belajar mengajar sebagian guru masih belum tepat waktu. Pemanfaatan waktu jam belajar kurang efisien mengakibatkan siswa kurang menaruh kepercayaan pada guru. Maka budaya disiplin menjalakan tugas mengajar perlu ditingkatkan untuk membentuk perilaku hidup jujur.

Jika guru mengalami kesalahan penyampaian materi atau kekurangan menguasai materi harus bersedia mengakui kekurangannya dan siap menerima masukan dan kritikan dari rekan guru serta meminta bantuan pada atasan atau rekan guru yang menguasai materi yang bersangkutan. Juga berani mengatakan pada siswa jika tidak bisa menjawab pertanyaan dari siswa dengan cara sedemikian rupa yang penting kredibilitas guru tidak jatuh.

Keseriusan guru dalam melakukan penilaian tugas-tugas siswa masih kurang sempurna, seperti belum melakukan analisis penilai hasil tes, belum memberikan koreksi dengan menunjukkan kesalahan siswa dalam menjawab soal tiap butir soal. Sehingga siswa belum bisa mengetahui seberapa besar tingkat kemampuannya dan belum bisa mengatahui kesalahan menjawab soal.
                
"Tinggalkanlah apa yang meragukanmu, sesungguhnya kejujuran itu membawa pada ketenangan dan kebohongan itu membawa pada keraguan." Musnad Ahmad 1630

Jika tujuh unsur di atas bisa dilakukan oleh pengelola sekolah dan guru, hal ini akan menjadi tauladan pada peserta didik. Sehingga jika perilaku jujur sudah menjadi budaya akan meningkatkan rasa percaya diri yang tinggi, dan persoalan-persoalan yang sulitpun akan bisa diselesaikan dengan baik. Mengerjakan soal Ujian Nasional tidak akan menemui kesulitan karena siswa sudah memiliki rasa percaya diri yang tinggi, dan bisa terwujud perilaku jujur dilingkungan dunia pendidikan.

*) Guru kewirausahan, Kaprogli TKJ SMK Muhammadiyah 6 Donomulyo

2 komentar:

arif wibowo mengatakan...

+ 1 lagi. guruku adalah sahabatku / sebalikx. sehingga meskipun siswa kurang minat / kurang mengerti dg mta pljrn tsb, siswa kan slalu merasa senang dg mta pljrn itu karena ada seorang sahabat yg slalu mnemani mereka dan mengajari mereka bagaimana cara tuk memahami dan menyenangi suatu pelajaran.

majid el khadafiy mengatakan...

Tidak terasa sudah hampir 5thn saya menjadi alumni smk_m6, ternyata sudah banyak perubahan ditiap detail cornernya. Mulai dari bangunan yang terbangun megah dan kokoh, fasilitas sekolahan lebih banyak, guru guru yang terlihat kompeten(terlihat dari perekrutan banyaknya siswa dengan jurusan baru TKJ) And many more, #semangat pak kamto, SMKM6 PASTI JAYA

JAM DINDING MUHAMMADIYAH   Size : Diameter 30 cm Warna Dasar Biru logo putih dan Dasar Hitam logo gold kuning Harga Rp 120.000