Jumat, 09 Oktober 2009

CAR CARE CENTER

Car Care Center, Tawaran Menggiurkan Bisnis Perawatan Kendaraan

Wednesday, 07 October 2009
Kebutuhan masyarakat yang begitu luas akan layanan perawatan mobil membuat bisnis Care Care Center (C3) tetap mengkilap. Sistem franchise yang kini dikembangkan bertujuan semua member C3 bisa mendapatkan layanan terbaik dimanapun mereka berada. Russanti Lubis

Anda ingin berbisnis? Tapi bagaimana jika modal yang dimiliki jumlahnya terbatas dan Anda sendiri tidak begitu paham dengan urusan pengelolaan dan pengembangannya. Ada baiknya Anda mencoba memilih usaha yang dikembangkan dengan sistem waralaba atau franchise. Sistem ini dipercaya menawarkan win-win solution. Dalam arti franchisor tidak perlu mengeluarkan modal terlalu besar untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan franchisee bisa cepat merintis bisnis dengan resiko yang kecil.

Namun, Anda sebaiknya tidak sembarang mengambil bisnis yang dikembangkan dengan sistem franchise. Karena seringkali dijumpai franchise yang menawarkan iming-iming berbagai kemudahan dan fleksibilitas. Misalnya, jika franchisee tidak sanggup mengembangkan usahanya, maka yang bersangkutan boleh memindahtangankan kepada pihak lain dengan seijin franchisor. Atau franchisor berhak mengambil usaha tersebut dengan mengembalikan franchise feenya (fee back guarantee)

“Franchise semacam itu hanya mencari uang, bukan untuk membantu mengembangkan bisnis,” ujar Nancy, Business Development Director Car Care Center (C3). Seperti diketahui, banyak perusahaan yang setelah menerima pembayaran akan bersikap hit and run. Franchise semacam itu, menurut Nancy, lebih tepat disebut bagi hasil atau kerja sama. Karena, franchise menganut aturan-aturan yang jelas dan transparan.

Perusahaan C3 yang berdiri pada tahun 2001, juga dikembangkan dengan sistem franchise. Pertimbangannya, perusahaan ingin agar masyarakat yang tercatat sebagai member bisa mendapatkan kemudahan pelayanan dimana pun mereka berada. “Kami juga ingin memperluas jaringan karena marketnya masih luas. Dan jika member diberi pelayanan lebih maka hasilnya akan lebih bagus,” tambahnya.

Sistem franchise ini dipilih juga karena alasan efisensi. Bisa dibayangkan jika C3 ingin membuka cabang di sejumlah kota besar, perusahaan yang berkantor pusat di Jalan K.H Mas Mansyur ini tentu akan menghadapi keterbatasan seperti sumber daya manusia (SDM), pendanaan dan sebagainya. “Karena itulah, kami membutuhkan partner yang serius ingin berbisnis, tapi tidak mengetahui bagaimana caranya. Sedangkan hubungan yang nantinya terjalin bersifat simbiose mutualisme yaitu mereka memiliki bisnis mandiri dan kami memiliki partner-partner, di berbagai kota yang bisa kami support,” jelas alumnus Perbanas ini.

Apa sih C3? “C3 merupakan bisnis perawatan mobil, di luar mesin. Perusahaan ini, menawarkan konsep yang berpijak pada tiga pelayanan utama yaitu car wash, car detailing atau yang disebut orang awam sebagai salon mobil, dan car protection. Di samping itu, tersedia juga layanan pendukung lain, seperti oil center, tire, seat cover, window film, accessories, dan lain-lain,” jelasnya

Ke depan, item-item tersebut diatas akan menjadi kebutuhan bagi masyarakat terutama yang tinggal di kota-kota yang sudah maju dan penuh dengan kesibukan. Masyarakat bisa saja mencuci mobil sendiri dirumah. Tapi tentu perlu waktu khusus, peralatan yang lengkap, biaya yang tidak sedikit, sementara hasilnya belum tentu bersih. “Singkat kata bisnis pencucian mobil sangat menjanjikan, marginnya juga bagus,” imbuh kelahiran Binjai, hampir 40 tahun lalu itu.

C3 menyediakan tujuh paket franchise yaitu Car Care; Car Care & Hydrolic 3; Car Care & Autowash AW-300; Car Care, Hydrolic 2, & Autowash AW-300; Car Care, Hydrolic 2, & Autowash SA-200; Car Care, Hydrolic 3, Tyre Center, & Car Protection; Car Care, Autowash, Hydrolic 3, Tyre Center, & Car Protection. Nilai investasinya berkisar Rp125 juta−RpRp1,1 milyar yang dialokasikan untuk franchise fee sebesar Rp50 juta−Rp200 juta, peralatan dan lain-lain senilai Rp75 juta−Rp900 juta. Sedangkan royalty feenya sebesar 5% dari omset per bulan.

Tentang nilai investasi yang ditawarkan, Nancy tidak memungkiri bila ada calon franchisee, yang berpendapat bahwa nilai itu terlalu tinggi. “Kalau ingin membuka usaha car wash asal buka ya bisa saja. Enggak susah kok. Tapi, bisnis ini tidak hanya membutuhkan peralatan tetapi juga sistem, SDM, cara mengelolanya, dan lain-lain,” katanya.

Selain itu, dengan nilai investasi sebesar itu, ia melanjutkan, franchisee akan mendapatkan brand C3, know-how, dan hal-hal lain yang biasa diterima franchisee. Selama lima tahun, tambah Nancy, pihaknya akan terus mensupport urusan operasional, marketing, promosi, iklan dan masalah lain yang bisa dibantu. Biaya untuk itu semua sudah terangkum dalam franchise fee. Bahkan, pada saat pembukaan, media expose, dan lain-lain, pihaknya juga mengeluarkan berbagai biaya, yang tidak diketahui franchisee. “Tapi, kalau mau berbicara secara apple to apple, sebenarnya dalam bisnis ini mereka justru saving cost,” ujarnya.

Franchise fee, ia menambahkan, berlaku selama lima tahun. Pertimbangannya, agar tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lama. “Secara bisnis, kami melihat bahwa dalam jangka waktu itu, mereka sudah balik modal. Apalagi, pada umumnya mereka tidak full komitmen. Jadi, kalau misalnya kami memberi masa berlaku 10 tahun, agar mereka bisa dengan gampang mengembangkan bisnis mereka, berarti mereka juga harus menunggu hingga 10 tahun untuk dapat balik modal,” jelasnya.

Untuk BEP (Break Even Point), C3 menetapkan rentang waktu 1,5 tahun–2,5 tahun. Tergantung pada investasi mereka untuk lokasi. Misalnya, jika lokasi yang mereka pilih di mal maka BEPnya bisa lebih cepat. Sebaliknya, jika lokasi mereka di sekitar SCBD di mana untuk membangun tempatnya saja membutuhkan biaya mencapai Rp1 milyar, otomatis BEPnya lebih lama. Untuk mencapai BEP tersebut, omset per bulan sangat tergantung pada paket yang diambil. Misalnya, untuk paket Car Care & Hydrolic 3, omset per bulan haruslah Rp40 juta–Rp50 juta.

“Omset sebesar ini dapat diperoleh dengan cepat. Karena, rata-rata per hari salon mobil mampu membukukan omset sebesar Rp7 juta,” ujarnya. Sekadar informasi, C3 menetapkan tarif untuk berbagai pelayanannya berkisar Rp900 ribu–Rp3 juta

Di luar itu semua, juga terdapat fasilitas tambahan yaitu sistem kepengelolaan atau bantuan manajemen. Fasilitas ini, diberikan kepada franchisee yang merasa kurang mampu mengembangkan sendiri usahanya, karena satu dan lain hal. Misalnya, kekurangan SDM yang memenuhi kualifikasi. “Fasilitas ini bukan keharusan dan hanya bersifat support. Tapi, untuk yang full management, kami membebankan management fee sebesar 2%−3% dari omset per bulan. Untuk sementara ini, kami baru bisa melakukannya untuk wilayah Jakarta,” ungkapnya.

Prospeknya? Jika bicara tentang bisnis yang berkaitan dengan otomotif, karakternya sudah sangat jelas, marketnya selalu sold out, fix cost rendah tapi variable cost tinggi. Tak heran jika C3 mampu berkembang pesat denga memiliki 25 cabang (dua di antaranya milik sendiri, red.), yang tersebar di Aceh, Medan, Jakarta, Bumi Serpong Damai, Cibubur, Bekasi, Bandung, Solo, Cilacap, Surabaya, Bali, Banjarmasin, dan Samarinda.
“Berbicara tentang target, kami tidak memiliki target secara kuantitas, tetapi secara kualitas. Karena itu, kami akan merambah beberapa kota besar lain di Indonesia, seperti Makassar, Palembang, dan lain-lain. Rencananya, sampai akhir tahun ini kami akan membuka 10 cabang lagi,” pungkasnya.
Jika ingin mengutip/menyebarluaskan artikel ini harap mencantumkan sumbernya.

© 2009 Majalah Pengusaha - Peluang Usaha dan Solusinya

Tidak ada komentar:

JAM DINDING MUHAMMADIYAH   Size : Diameter 30 cm Warna Dasar Biru logo putih dan Dasar Hitam logo gold kuning Harga Rp 120.000