Kamis, 08 Oktober 2009

Strategi Usaha

Berbisnis, Berteman, dan Berjejaring

Belajarlah (bisnis) hingga ke Negeri China. Ini adalah hadist yang sangat populer yang menganjurkan kaum muslimin untuk gemar menuntut ilmu, termasuk ilmu bisnis. Kita tidak harus belajar bisnis ke negeri China, karena banyak sekali teman-teman kita dari Komunitas China sukses yang mau sukarela sharing bisnis di sini.
Ada petikan yang sangat penting ketika menonton wawancara tokoh bisnis sekaligus jawara entrepreneur Indonesia, Dr Ir Ciputra, dengan Farhan, host di acara Tatap Mata di TV One, beberapa waktu lalu.

Pak Ci, demikian ia dipanggil, konglomerat beretnis China ini menceritakan bagaimana ia kecil yang dilahirkan oleh ibunya disebuah warung kelontong, di pedalaman Sulawesi. Ia, yang baru bisa merangkak, tangannya sudah terbiasa menggapai barang dagangan ibunya. Ciputra kecil yang baru berumur 10 tahun sudah harus membantu ibunya melayani pembeli, dengan menjual beras, jagung dan kebutuhan pokok lainnya. Ciputra mengakui, bahwa talenta bisnisnya diasah sejak ia masih di dalam kandungan. Karena itu ia tidak asing dengan bisnis, bahkan ketika harus menggantikan peran ayahnya yang diculik oleh tentara Jepang di kurun waktu tahun 1942an.

Jejak Ciputra sebagai entrepreneur sejati memang telah terlihat dari awal. Ia eksis dalam kondisi ekonomi apapun. Dan negara ini perlu Ciputra-Ciputra yang lain, yang mampu mengolah ‘sampah menjadi emas-emas yang bernilai’ sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara, Indonesia.
Belajar dari Ahlinya

Berbisnis memerlukan keahlian, talenta, dan kebiasaan. Keahlian diperlukan karena tidak ada orang yang dapat mengusai semuanya. Jika anda ingin pandai memasak, pasti anda akan belajar dari orang yang ahli memasak. Tidak ada orang yang ingin ahli sebagai tukang masak belajar dari tukang jahit. Bisnis juga demikian. Jika ingin mendalami bisnis, belajarlah dari pebisnis sejati, orang-orang yang bergelut dalam bisnis, dan memiliki keahlian dan sukses berbisnis di bidang tersebut. Itulah mengapa, belajar bisnis itu penting dipraktekkan, karena akan banyak pengetahuan lain yang dapat diperoleh dalam perjalanan menggeluti bisnis.
Memiliki teman dan komunitas, sebagai tempat sharing untuk belajar berbisnis juga bagian yang sangat penting untuk berbisnis. Mereka yang awalnya awam berbisnis dapat bertukar pikiran, berbagi pengalaman tentang bisnis, dan bahkan lebih dari itu, mengikat talisilaturahmi dan persaudaraan.

Banyak hal positif yang dapat dipetik dari berbagai kegiatan berbisnis dan komunitas, terutama dalam hal menjaga ritme berbisnis yang kadang naik turun. Komunitas bisnis dalam lima tahun terakhir tumbuh subur, seperti Komunitas Tangan Diatas, Komunitas Bisnismart, Komunitas Young Entrepreneur Start Up, Komunitas Indonesian Young Entrepreneurs, hingga Paguyuban-paguyuban seperti Paguyuban Warung Tegal, Paguyuban Wong Soto Lamongan (yang anggotanya sebagian besar penjual Soto Lamongan) dll.

Ketika Majalah WK hadir dalam acara arisan Paguyuban Pedagang Mie Ayam Kaki Lima yang sebagian besar berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah, jumlah anggotanya ternyata luar biasa banyak. Pertemuannya akrab, gayeng, dan bertemu hanya sekedar arisan. Tak banyak urusan bisnis yang dibahas di sini.

Majalah WK mencoba memperoleh pendapat yang lain tentang tema ulasan berbisnis, berteman dan berkomunitas dari ‘Encik’ Jeslinda, pebisnis percetakan di Jakarta asal Medan yang usahanyanya melesat dalam 10 tahun terakhir. Ia mengungkapkan pendapatnya saat ditanya Majalah WK bagaimana kalangan muda China berbisnis, berteman dan berkomunitas.

Menurutnya, berteman penting, berkomunitas (bisnis) juga penting, tetapi yang lebih penting adalah lebih banyak waktu untuk memulai bisnis dan mengerjakannya daripada hanya sekedar membicarakannya.
“Kami kalau ketemu teman-teman hanya sesekali saja, itupun tidak harus berbicara tentang bisnis. Karena pada prinsipnya bisnis itu praktek lapangan. Tidak harus kita membeli bahan baku dari teman kalau harganya lebih tinggi dari yang lainnya. Kalau berbisnis, teman ya teman, bisnis ya bisnis. Jangan dicampur campur,” ujarnya.

Tetapi ada satu hal yang penting, jika anda ingin menjadi pebisnis sukses, anda harus mengikuti jejak sukses para pebisnis. Itu artinya anda tak harus minder meskipun bukan dari keluarga pebisnis, karena anda dapat belajar bisnis dari siapapun, dari teman, orang-orang disekitar anda.Kunci penting yang harus dijalankan adalah : Anda harus mencobanya!

Tidak ada komentar:

JAM DINDING MUHAMMADIYAH   Size : Diameter 30 cm Warna Dasar Biru logo putih dan Dasar Hitam logo gold kuning Harga Rp 120.000